Sabtu, 31 Mei 2008

bahan iktibar bersama?

Mak

Suasana damai yang ada didesa pinggiran kota serabisa tak bisa dirasakan oleh emak, pasalnya anaknya kini lebih sering ngalamun, emaknya pun haran apa yang terjadi dengan anak semata wayangnya. Butiran kecil keluar dari kelopak matanya tat kala melihat anaknya seperti berubah drastic sperti itu.

“ jang kenpa kau melamun” Tanya emak.

“ gak da papa mak” jawab ujang. sambil terus sibuk memainkan mobil-mobilan pemberian dari ayahnya waktu ia ulang tahun yang ke satu dan mainan itu yang sepanjang hair menemani ujang melewati masa kecinya

“ ya udah jangan melamun terus , nanti ada setan yang masuk, mak lagi yang repot” sambil berlalu emak melanjutkan masknya.

Sebenarnya ujang anak yang cerdas dan pintar bahkan kepintarannya melebuihi teman seusianya akan tetapi Semenjak ditinggal bapaknya yang meninggal beberapa tahun yang lalu karena penyakit yang bersarang ditubuh tua ringkihnya. Katannya dokter sih penyakita oaring miskin, tapi karena tidajk bisa beli obat, akhirnya tubuh tuany tidak mampu menahan lagi penyakit itu.

Ujang jadi sering melamun dan kadang dia bicara sendiri seperti orang gila bahkan kadang mgejar orang yabg sedang lewat di depan rumahnya.

Entah apa yang dilamuninnya, setiap dittany emaknya, ujang hanya menjawab “ gak da papa”

Tapi kalo sedang kambuh “ia hanya tersenyum dengan tatapan mata yang kosong.

Sudah tak terhitung orang pintar yang didatanginya namun semuanya tidak membawa hasil yang positif bahkan harta peninggaln suaminya kini telah habis terjual untuk membiayai pengobatan ujang. Kini tinggal perabotan tua yang tak laku dijual. Untuk menyambung hidup emak membuat gorengan untuk dijual ,akan tetapi kenaikan harga minyak yang emak dengar dari radio tuanya menambah kesengsaraan emak, sekarang untuk beli beras satu liter saja mereka tak punya uang sepeserpun.

“ berapa bu sekarang harga minyak satu liter?” Tanya emak kepada penjual minyak di pasar

“ Rp 7000 bu” jawab sipenjual minyak

“ semakin hari kok gak ada perbaikan ekonomi,dimana pemempin dulu yang dalam kampanyenya mau meningkatkan perekonomian huh “keluh emak

“ jadi beli gabu” Tanya pennjual minayk sampai emak kaget

“ e …. e ….. gimana ya bu”

“ lho kok malah balik Tanya”

“ habis mahal banget bu”

“kalo beli secipuk bisa gak bu” Tanya emak lagi

“ waduh ibu ini , ya gak bisalah bu,”jawab penjual dengan sewotnya

“ klo gak mau beli masihn ada pembeli yang lain kok” cetus penjual minyak

“ ya dah bu, gak jadi uang saya tidak cukup.”

Itu sebuah cerita uneg-uneg aja jangan dianggap serius tapi klo mang dianggap serius ya itulah yang terjadi.

Tidak ada komentar: